loading...
Sungguh malang yang dialami Hasanuddin alias Hasan. Bocah 10 tahun itu meregang nyawa dengan cara tak wajar. Ia berulang kali disiksa Rahmatullah alias Rahmat alias Habibi, selingkuhan ibunya, Risnawati alias Ita, ketika Imam Sasmita, ayahnya pergi mengais rezeki.
Rahmat menyiksa Hasan bak binatang dengan membekap mulut menggunakan lakban serta mengikat kedua tangan dan kaki bocah malang itu. Penganiayaan dilakukan di rumah tempat tinggal Hasan dengan kedua orangtuanya serta kedua saudaranya di Perumahan Daksa Korpri Pemprov Kaltim, Jalan Jakarta I Blok D5 RT 37 No 1, Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang.
Penyiksaan tanpa henti yang harus diterima Hasan, akhirnya berhujung pada kematian. Hasan tewas ditangan pria 31 tahun itu, Kamis (28/12) pukul 17.30 Wita. Tewasnya Hasan disaksikan Ari Wijaya, kakak kandung Hasan. Alwi –sapaan akrab Ari Wijaya- bahkan sempat memberikan nafas buatan untuk adiknya yang hanya selisih satu tahun darinya.
Kabar kematian Hasan pun disampaikan ke Imam, yang tak lama pulang ke rumah untuk melihat kondisi jasad putra keduanya itu. Imam sempat tersentak kaget ketika sampai di rumah. Karena di rumah sudah ada Rahmat sudah lebih dulu datang. Bahkan kedatangan warga Jalan Sentosa, Sungai Pinang itu lebih cepat dibandingkan teman-teman Imam yang merupakan driver Gojek.
Kemarahan melihat Rahmat, dikesampingkan Imam. Imam buru-buru masuk ke rumah untuk memastikan kondisi Hasan. Rasa tak percaya Hasan telah pergi. Imam ingin memberitahu keluarganya yang tak lama juga datang setelah mendapat kabar dari Rahmat, yang mengaku memberi kabar kematian Hasan atas dasar permintaan Imam. Namun apa yang diucapkan Rahmat itu dibantah Imam.
Prahara rumah tangga Imam dan Ita dengan Rahmat pun masih dikesampingkan meski keluarga Imam juga berang ketika melihat wajah Rahmat, yang turut bersedih atas kepergian Hasan.
Ita dan Rahmat bukan tak ada hubungan. Mereka telah menikah siri meskipun Ita dan Imam, masih bersatus suami-istri sah. Saat Ita dan Rahmat menikah siri, Ita masih berstatus istri sah dari Imam. Mereka belum bercerai. Sedangkan Imam adalah suami kedua Ita. Sebelumnya Ita menikah dengan Hendrawan dan akhirnya bercerai.
Iwan Nordiansyah, kakak kandung Imam yang paling menyesalkan kepergian Hasan. Iwan sedikit banyak tahu kisah kehidupan pahit yang dialami keponakannya itu. Ita pun menjadi sasaran pertanyaan Iwan, yang penasaran penyebab kematian Hasan.
“Ibunya (Ita, Red) bilang sepulang main sepak bola tiba-tiba badan Hasan panas tinggi. Ibunya melarang Hasan mandi. Tapi Hasan tetap mandi. Nah, setelah mandi, Hasan masuk ke kamar dan berbaring. Dan ketika mau dibangunkan ternyata Hasan sudah meninggal,” tutur Iwan, yang memviralkan kasus tewasnya Hasan itu di media sosial (Medsos) Facebook, kemarin (31/12).
Meski menaruh curiga, Iwan tetap berpikir positif. Ia tak ragu dengan apa yang diucapkan Ita. Begitu juga dengan keluarga Imam lainnya. Hanya satu yang tetap bersikukuh Hasan meninggal tak wajar. Irin Ariyani, salah seorang tante Hasan yang merupakan saudara Imam yang lain. Irin curiga karena ketika ia datang dan melihat wajah Hasan, ada sesuatu yang mengganjal.
“Saya lihat wajahnya beda. Tidak seperti orang yang meninggal wajar,” ucap Irin kepada Sapos.
Rasa penasaran Irin mendorongya untuk menelusuri lebih jauh. Hingga akhirnya Irin pun memberanikan diri menyingkap kain panjang yang menutup jasad Hasan dari kaki hingga ke leher.
“Di situ saya lihat, tangannya biru hingga di bagian dada. Di bibirnya pun ada luka. Bahkan di bagian leher ada bekas cekikkan,” ujar Irin.
Kecuriagaan Irin memang berdasar. Semalam setelah jasad keponakannya dimakamkan di TPU Gang Raudah, Irin diberi mimpi. Dalam mimpinya, Irin didatangi Hasan yang sedang duduk mendekap kedua kakinya. Masih dalam mimpi itu, Irin sempat bertanya. Namun saudaranya enggan memperpanjang masalah tersebut. Alasannya kasihan dengan Hasan yang telah meninggal dunia.
“Nah ketika kami sedang masak untuk acara tahlilan tiga hari Hasan, Sabtu (30/12) lalu pukul 10.00 Wita, barulah terungkap ketika Imam dan Ita cekcok. Kebetulan Imam ketika itu berteriak “kalau ku bongkar, kalau ku bongkar, kalau bongkar”. Ucapan kakak saya itu (Imam, Red) langsung saya sahut “bongkar aja mam”,” tutur Irin menirukan ucapan Imam ketika itu.
Sahutan Irin disambut Imam yang kemudian keluar dari kamar serta langsung menceritakan kepada Irin apa yang sebenarnya terhadi pada Hasan.
“Mendengar keponakan saya itu disiksa dan Ita diam saja. Saya langsung keluar rumah berteriak-teria
Teriakan Irin itu direspons banyak warga, terutama Sugiharto (64), warga yang rumahnya tepat di depan rumah yang dikontrak oleh Imam. Meski jarang di rumah karena bekerja di luar kota, Sugiharto tahu persis kehidupan Imam dan Ita. Bahkan Sugiharto kasihan dengan Alwi dan Hasan.
“Anak itu (Hasan, Red) tidak berani pulang ke rumah kalau bapaknya (Imam, Red) belum pulang. Anak itu kadang tidur di teras rumah warga. Bahhkan kadang di kolong mobil karena ketakutan,” tutur Sugiharto.
Ketika Irin mengamuk lantaran tahu kematian Hasan tak wajar, Sugiharto bergegas meminta warga memanggil Ketua RT 37, Munir Rahman.
“Saya coba menenangkan dan memberitahu agar keluarganya menyelesaikan masalah itu ke kantor polisi saja,” ujar Sugiharto.
Saran Sugiharto itupun diterima keluarga Imam, yang kemudian menuju rumah orangtua mereka di Jalan Pangeran Suryanata, Samarinda Ulu. Mereka berkumpul untuk berembuk.
Di saat keluarga Imam sibuk berembuk, warga setempat yang kasihan dengan Hasan dan Alwi, ambil tindakan. Mereka tahu benar bagaimana penyiksaan yang dialami Hasan. Warga berinisiatif datang ke Polsekta Sungai Kunjang, Sabtu (30/12) lalu pukul 15.30 Wita.
“Warga datang melaporkan. Mereka datang ke sini (Polsekta Sungai Kunjang) karena ingin menanyakan apakah keluarga Imam sudah melapor atau belum. Kalau belum mereka yang mau lapor,” tutur Kapolsekta Sungai Kunjang, Kompol Apri Fajar Hermanto, melalui Kanit Reskrim, Ipda Suyatno.
loading...
Karena desakan warga yang ramai-ramai mendatangi Polsekta Sungai Kunjang, polisi pun langsung melakukan penyelidikan untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.
“Nah dari situlah kami langsung mengamankan ibunya (Ati, Red), lalu suaminya (Imam, Red) dan terakhir suami sirinya (Rahmat, Red) untuk dimintai keterangan,” ujar Suyatno.
Penyelidikan polisi pun dilakukan dengan melakukan penggeledahan di rumah kontrakan Imam. Polisi mengamankan sejumlah barang bukti yang disita. Selanjutnya garis polisi dipasang.
“Kasusnya masih dalam pengembangan penyidikan. Berdasarkan laporan penyidiknya kepada saya, sudah ada satu yang ditetapkan sebagai tersangka yakni suami siri (Rahmat, Red) ibu korban. Untuk keterlibatan yang lainnya masih kami kembangkan,” pungkas Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Vendra Riviyanto kepad Sapos.(oke/nha)
BACA ARTIKEL SELANJUTNYA
loading...
Anak Tewas Disiksa Selingkuhan Ibu Mulut Dilakban, Tangan dan Kaki Diikat
Reviewed by Unknown
on
06 January
Rating: